Perayaan 70th Yayasan Marsudirini

Perayaan Ekaristi Syukur ini adalah bentuk ungkapan syukur dan penghargaan atas segala berkat yang telah diterima selama tujuh puluh tahun perjalanan
Perayaan Ekaristi diiringi oleh Paduan Suara SMP Maria Mediatrix dan SMA Sedes Sapientiae Semarang. Sementara petugas liturgi berasal dari TK dan SD Marsudirini BSB Semarang, SD Antonius 1 dan 2 Semarang, serta SD Marsudirini Gedangan, Semarang. Perayaan Ekaristi dikuti oleh 638 undangan yang berasal dari seluruh kepala sekolah, guru, karyawan dari Kota Semarang, dan perwakilan dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Perayaan Ekaristi dibuka dengan lagu Di Sanggar Maha Suci bersama dirigen Yoseph Mario dari SMP Maria Mediatrix. Dalam pembukanya, Romo Vikjen menyampaikan bahwa memeringati 70 tahun Yayasan Marsudirini adalah mengalami berkat lewat Yayasan Marsudirini dengan buah-buah yang dapat dipetik seperti Romo Benediktus Hari Juliawan SJ, yang menjadi Provinsial Serikat Jesus merupakan alumnus Marsudirini. Bacaan Pertama dalam Ekaristi ini diambil dari Kitab Yesaya 48: 17-19 dan Bacaan Injil diambil dati Matius 11 : 25 – 30. Seluruh rangkaian Misa berjalan dengan khusyuk serta khidmat.


Refleksi angka 70
Dalam homilinya, Rm. FX. Sugiyana Pr. menyampaikan bahwa angka 70 mempunyai tiga makna yang mendalam. Pertama, usia70 tahun bukanlah waktu pendek bagi Yayasan Marsudirini. Kurun waktu 70 tahun berkarya dalam pendidikan menjumpai banyak dinamika, seperti penggantian pengurus, dan melewati dinamika kebijakan pendidikan. Kedua, 70 tahun merupakan proses panjang yang tidak mudah dan selalu linier. Bertahan sampai usia 70 tahun adalah rahmat yang perlu kita syukuri. Dan yang ketiga, selama 70 tahun berkarya sudah banyak buah-buah yang dapat dipetik, para lulusan dari 75 Sekolah Marsudirini yang menyebar di sepuluh Keuskupan di Indonesia. Banyak lulusan yang berkarya di lingkungan Gereja seperti Rm. Benediktus Hari Juliawan SJ yang menjadi alumnus Marsudirini, di lingkup berbangsa, tentu sudah banyak membawa perubahan-perubahan.
Lebih lanjut dalam homilinya, Romo Vikjen menyampaikan bahwa yang membuat lembaga ini bertahan sampai usia 70 tahun adalah Anda semua: para Pengurus Yayasan, para guru, dan para karyawan. “Lembaga ini tidak hanya sekadar bertahan, tetapi semakin maju. Anda semua menjadi nahkoda yang menjaga kestabilan lembaga ini di tengah tantangan. Konsistensi dan komitmen Anda adalah sumber kekuatan yang membuat lembaga ini semakin kuat,” ungkapnya.
“Merayakan tujuh puluh tahun Yayasan Marsudirini adalah merayakan Penyelenggaraan Allah, merayakan cinta, dan merayakan daya juang. Dengan demikian Anda telah menghidupi tema perayaan ini yakni Bersama Bunda Maria semakin cerdas dan berkarakter,” tuturnya.
Tiga kata kunci
Romo Vikjen kemudian memberi ilustrsi dalam sebuah narasi dalam video berjudul Trinken. Ada sebuah sekolah besar dan favorit yang ditinggalkan oleh para orang tua. Sekolah tersebut kotor dan meninggalkan jejak pesimis. Kemudian oleh penyelenggara, didatangkan Kepala Sekolah baru. Kepala Sekolah baru mengusung semangat baru yang mengkristal dalam tiga kata kunci penting. Pertama adalah membangun citra diri. Citra diri dapat membangun kekuatan kreatif dan pikiran positif.

Kedua, rasa memiliki, berbuat yang berdampak baik bagi orang tua, anak didik, dan semua orang. Ketiga, mempunyai empati kepada semua anak didik. “Ketiga kata kunci tersebut menjadi penentu prestasi, dan apresiasi,” ungkapnya.
Rm. FX. Sugiyana Pr mengajak kepada keluarga besar Marsudirini untuk melaksanakn tiga hal seperti yang diinspirasikan dalam Yesasa dan Injil Matius, agar kelurga besar Marsudirini mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi anak-anak. Menjadi sandaran bagi mereka yang punya

beban. Dan, selalu rendah hati, lembah lembut, dan bersyukur. “Serahkanlah semua ini pada Tuhan,” ajaknya.
Setelah Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan sambutan. Sambtan pertama disampaikan oleh Sr. M. Christella OSF selaku Ketua Yayasan Marsudirini. Dalam sambutannya, Suster Cristella menyampaikan apresiasi kepada para Pengurus Yayasan pedahuulunya. Berterima kasih kepada para guru yang menjadi ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam akhir sambutannya, Sr. Christella menutupnya dengan pantun:
Jalan-jalan ke kota lama
Jangan lupa membawa duwit
Cukup sekian sambutan saya

Yayasan Marsudirini Deus previdebit.
Selanjutnya Sr. M. Rosali OSF, Minister Provinsi Tri Tunggal Maha Kudus memberi sambutan. Suster Rosali menengok sejarah masa lalu ketika pada tahun 870 para Suster OSF diundang oleh Mgr. Linnen SJ untuk berkarya dalam pendidikan. Selanjutnya, Sr. Rosali menapak sejarah awal berdirinya Yayasan Marsudirini, Pada tahun 1954, para Suster OSF dan Para Bruder FIC disapih oleh Kanisius. Keduanya kemudian mendirikan Yayasan yang berlindung pada Maria. Suster Rosali mengajak kepada keluarga besar Marsudurini agar saling mendukung, berkolaborasi, dan bekerja sama.
Acara pamungkas dalam Perayaan Ulang Tahun ke 70 Yayasan Marsudirini adalah pemotongan tumpeng oleh Sr. M. Rosali OSF kemudian diserahkan kepada Sr. M Christella OSF. Kemudian dilanjutkan pemotongan kue oleh Rm. FX. Sugiyana Pr dalam rangka Pesta Perak Immatnya, dan pemotongan kue oleh Rm. Benediktus Hari Juliawan SJ yang satu hari sebelumnya merayakan ulang tahun.
Acara dilanjutkan dengan foto bersama, dan ramah tamah oleh seluruh undangan dalam gedung Museum OSF yang sarat dengan nilai-nilai sejarah hadirnya Para OSF di Indonesia.
J. Rohmadi